Incumbent Kampanye di Kampung Dr.Afni, Warga: Kami Muak Dengan Janji Alfedri

Siak – Kampanye incumbent Alfedri di Kampung Rempak, Senin (21/10) malam lalu ternyata menyisakan polemik di media sosial. Berbagai temuan terungkap dari kampanye yang sengaja digelar di kampung Calon Bupati Dr.Afni yang memang kelahiran Kampung Rempak, Siak.

Salah satu anak tokoh masyarakat Kampung Rempak Datuk Nahar, bernama Navie, bahkan memasang status yang keras dan gamblang di media sosialnya. Dia menyebut kampanye Alfedri sama sekali tidak membuka ruang dialog dan tidak ada kesempatan tanya jawab. Massa yang hadir juga mayoritas bukan warga setempat.

Yang bikin Navie makin kecewa, Alfedri juga menjual nama orang tuanya yang tak lain tokoh masyarakat setempat dalam kampanyenya.

“Sayo nak mengklarifikasi balek tentang kampanye dialogis calon Bupati Alfedri dan Husni berlokasi di RT 04 RW 01 Kampung Rempak.
Tak pernah orang tuo sayo minta samo petahana ni apo lagi samo wakil ketua DPRD Siak nak memperlebar jalan menuju ke Mesjid Islamic tu. Yang beliau tanyo dan minta hanyo kejelasan status lahan pemukiman warga yang di tepi turap tu yang sudah dijanjikan untuk masyarakat tempatan, hampir 3 periode yang janji tinggal janji,” tulis Navie.

Bahkan ternyata terungkap, lokasi rumah masyarakat yang menjadi titik kampanye Alfedri, menjadi bagian dari rumah masyarakat tempatan yang tak kunjung terselesaikan legalitas lahannya, bahkan sejak Alfedri sudah lama menjadi pejabat di Siak.

“Termasuk tempat Bapak bupati kampanye tu dah lebih 50 tahun tinggal disitu tapi legalitas tanahnyo sampai sekarang tak jelas. Jadi tak usahlah bawak-bawak namo beliau lagi (Nama Pak Nahar selaku tokoh masyarakat kampung Rempak). Beliau dah muak keno janji-janji tu,” tulis Navie.

Hal yang bikin pemuda setempat ini heran, Alfedri selama ini tak pernah datang ke Kampung mereka. Padahal Kampung Rempak ujung berada tak jauh dari rumah dinas Bupati. Barulah karena urusan politik petahana muncul berkampanye.

“Dah hampir 3 periode miko menjabat, barulah tadi malam sampai ke kampung kami padahal bejalan kaki dari rumah dinas tu tak sampai 10 menit do. Ingat tu! Pesan orang tuo sayo tak banyak. Miko dah dikasi kepercayaan dan kesempatan terlalu lamo sampai lupo samo janji-janji miko. Terlalu sibuk dengan urusan miko sampai lupo samo kepentingan masyarakat,” tegas Navie.

Pemuda ini mengaku terpaksa menulis di FB, karena saat kampanye dialogis tidak ada acara tanya jawab. Masyarakat hanya disuguhkan janji-janji dan omongan manis kampanye. Saat fakta bahwa mereka yang datang mayoritas bukan dari kampung Rempak ujung diungkap, malah dihapus dan bahkan FB-nya diblokir oleh pendukung incumbent.

“Sayo tulis di FB ni karena malam tadi tak ado dialog atau tanyo jawab masyarakat tempatan samo Pak Alfedri. Sayo pribadi sangat kecewa miko membawa-bawa namo orang tuo sayo. Kalau betul yang disampaikan tak masalah, ini jauh panggang dari api,” tutup Navie.

Pernyataan Navie juga diperkuat oleh Amat, warga setempat. “Warga kampung asli Rempak ujung yang hadir di acara kampanye itu hanya hitungan jari. Yang lain itu didatangkan dari kampung lain. Kalau disini mayoritas ingin ganti Bupati,” katanya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *